Civil Engineering
This is my blog civil.
Civil Engineering
This my blog.
Civil Engineering
This my Blog
Civil Engineering
This My Blog.
Civil Engineering
Lagi Blajaran Kie.
Rabu, 22 Februari 2017
Cara mengikat Besi Tulangan
06.58
No comments
- Panjang besi sengkang perbuah 15cm + 15 cm +10 cm + 10 cm + 5 cm + 5cm = 60 cm atau jika dikonversikan kedalam satuan meter adalah 0,6 m.
- Jumlah panjang keseluruhan 10 kolom praktis dengan tinggi perbuah 3 meter adalah 10 x 3m = 30 m.
- Karena besi sengkang dipasang setiap jarak 20 cm atau 0,2 m maka dapat dicari jumlah terpasang untuk panjang 30 m yaitu 30 : 0,2 = 150 bh.
- Jika kita membeli ditoko bangunan dalam bentuk jadi maka bisa langsung memesan 150 besi sengkang dengan menambahkan faktor keamanan 10 buah jadi 160 bh.
- Jika kita ingin membuat sendiri besi sengkang tersebut sehingga hanya membeli besi batangan dimater 8 mm maka kita hitung terlebih dahulu panjang kesuluruhan besi sengkang yang dibutuhkan.
Karena panjang satu batang besi dipasaran adalah 12 m maka dapat kita ketahui jumlah besi yang dibutuhkan dalam satuan batang yaitu 90 m : 12 m = 7.5 dibulatkan 8 batang diameter 8 mm.
Dari perhitungan diatas dapat kita ketahui kebutuhan besi sengkang yaitu 150 bh atau 8 batang besi. sedangkan untuk tulangan pokok perhitunganya lebih mudah karena hanya mengalikan panjang keseluruhan kolom dikalikan 4 bh yaitu 4 x 30 m = 120 m dan untuk mengetahui dalam jumlah batang maka tinggal membaginya dengan panjang besi perbatang 12 m yaitu 120 : 12 = 10 batang. hasil perhitungan :
Contoh Laporan SAP2000
06.52
No comments
Perancangan
bangunan gedung bertingkat
dengan konstruksi beton bertulang biasa
dengan tidak memperhitungkan konsep bangunan tahan gempa. Bangunan merupakan
bangunan yang akan digunakan sebagai Gedung Perkuliahan. Laporan ini menyajikan
hasil perhitungan gaya geser dalam pada struktur atas bangunan yaitu balok dan
kolom menggunakan program SAP2000.
Sistem
struktur yang direncanakan terbuat dari sistem rangka portal dengan balok dan kolom yang terbuat dari beton. Sistem
pelat lantai menggunakan pelat dua arah konvensional dengan keempat sisinya
dipikul balok dan untuk pelat pada teras/balkon menggunakan sistem pelat satu
arah.
Perencanaan
struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua
peraturan dan ketentuan
yang berlaku di
Indonesia, khususnya dalam peraturan-peraturan
berikut :
1. Peraturan
Pembebanan Struktur Bangunan Gedung SNI 03-1727-1989.
2. Persyaratan
Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI
03-2847-2013.
3. Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987.
4. Peraturan
peraturan lain yang dianggap perlu.
Referensi yang digunakan dalam penyajian laporan ini
yaitu:
1. Abma, Vendi dan Patria, Rizaldi, 2013, Modul Kursus
SAP 2000, Labkom UII, Yogyakarta.
2.
Divisi Ketekniksipilan Bidang Pelatihan HMJTS UTY,
2015 Modul Pelatihan Aplikasi Program SAP 2000, Yogyakarta.
3.
Asroni, A., 2010. Balok dan Pelat
Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.
4.
Prabawati,
Arie., 2010. Panduan Praktis Analisis Struktur Bangunan dan Gedung dengan SAP
2000 versi 14, Wahana Komputer, Semarang
Data perencanaan gedung
perkuliahan
mengikuti TOR (Term of Reference).
BAB II
Keterangan
:
L1
: Ukuran bangunan pada L1 yaitu 5 m
L2
: Ukuran bangunan pada L2 yaitu 2,5 m
L3
: Ukuran bangunan pada L3 yaitu 4 m
L4
: Ukuran bangunan pada L4 yaitu 6 m
Syarat :
·
SNI
03-2847-2002, pasal 23.3.1).(3) hal 208 : Perbandingan lebar terhadap tinggi
tidak boleh kurang dari 0,3. Artinya tinggi maksimum adalah 3,33 kali lebar.
·
SNI
03-2847-2002, pasal 23.3.1).(4) hal 208 : lebar tidak boleh kurang dari 250 mm
Lantai 1 s/d 3
B1
Panjang Bentang
(L) : 5000 mm
h :
: 416,6 mm
h pakai : 450 mm
b :
: 225 mm
b. Pada perhitungan balok 2,3 4 sama seperti perhitungan
balok 1. Berikut tabel perhitungan balok :
Tabel
2.1 Perhitungan Balok
B1
|
B2
|
B3
|
B4
|
|
Panjang Bentang (L)
|
5000 mm
|
2500 mm
|
4000 mm
|
6000 mm
|
h
|
416,6 mm
|
229,1 mm
|
375 mm
|
541,6 mm
|
h pakai
|
450 mm
|
250 mm
|
400 mm
|
550 mm
|
b
|
225 mm
|
125 mm
|
200 mm
|
275 mm
|
Berdasarkan pertimbangan
ekonomi dan untuk
memudahkan tahap pelaksanaan,
ukuran kolom akan dibuat seragam. Namun kolom-kolom akan dibedakan berdasarkan
komposisi baja tulangannya. Karena luasan pelat seragam,
digunakan luasan
pelat = Lx × Ly
= 5 x 6
= 30 m
Tinggi dinding = (hkolom – hbalok)
= 3,35
m
Dinding = 0,302 ton/m²
Qu = 1,2 x (q mati + q dinding) + 1,6 x q hidup ruang
kuliah
=1,2
x (0,2375 + 0,302) + 1,6 x 0,25
=
1,276 ton/m²
PU.Kolom =Lx x
Ly x QU x nlantai
=5
x 6,5 x 1,276 x 4
=
165,923 ton = 1627700,706 N
PU.Max =
0,7 x Ag x f’c x ø
Ag =
=
116264,3361mm²
b =
=
257,7533 mm ~ dipakai b = 300 mm
h =
1,75 b
= 1,75 x 300
= 525 mm ~ dipakai h = 600 mm
Digunakan ukuran kolom 300 × 600 mm,
maka :
Ag
= b × h = 300 × 600 = 180000 mm2> Ag perlu = 108560,063 mm2,
Aman. Pemakaian b × h dengan ukuran 300
× 600 mm berdasarkan keputusan Perencana dan juga berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Dalam perencanaan gedung perkuliahan digunakan tebal
plat lantai dan plat atap sebagai berikut :
1. Pelat lantai = 120 mm
2. Pelat atap = 100 mm